Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Cinta Salman Al-Farisi Yang Pinangannya Diambil Alih Sahabatnya Abu Darda'

Salman Al-Farisi dan Abu Darda'

Ocehan Sejarah - Nama Salman Al-Farisi tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga para Kaum Muslimin. Salman Al-Farisi adalah salah satu sahabat Nabi yang terkenal sampai sekarang ini berkat gagasannya membuat parit pada perang Khandaq yang dilaluinya dimasa awal ia meyakini Islam. Bukan hanya pada peperangan itu, Ia pula dikenal karena kisah teladannya dalam mencari dan menjemput Hidayah Allah SWT. lewat agama Islam.


Terlepas dari Kisah Salman Al-Farisi dalam Menjemput Hidayah dan Kiprahnya Pada Perang Khandak, ternyata ada kisah Salman AL-Farisi yang lain yang menurut admin ocehan sejarah perlu kita ketahui dan teladani. Apakah itu ? tidak lain dan tidak bukan adalah sifat ikhlas yang dimiliki Salman Al-Farsi. Keikhlasan Salman Al-Farisi tercermin pada saat ia bersama dengan sahabatnya Abu Darda'. Simak kisahnya berikut ini yah teman-teman, semoga bisa menambah wawasan kita sekalian.

Konon ketika masa itu, Salman Al-Farisi bermaksud untuk menikahi seorang perempuan Anshar yang dikenalnya sebagai perempuan muslimah yang shalih. Sebagai imigran, Salman pun merasa asing kala itu. Salman menganggap bahwa Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Salman berfikir, melamar seorang gadis di kampung orang tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah, pelamaran.

Akhirnya, Salman mendatangi Abu Darda' seorang sahabat Anshar dan mengatakan, "Waha saudaraku, bisakah aku meminta bantuanmu ?"

Abu Darda' pun menjawab Salman dengan berkata, "Ada apa saudaraku, dengan izin Allah aku akan menolongmu selagi aku mampu."

"Sesungguhnya aku berniat untuk meminang seorang wanita yang masih kerabatmu, aku berharap engkau bisa membantuku menyampaikan niatku ini kepada keluarganya." Ucap Salman Al-Farisi.

Mendengar perkataan Salman, Abu Darda' merasa sangat bahagia dan langsung merangkul Salman dengan berkata, "Ini kabar baik saudaraku, Baiklah aku akan membantumu menyampaikan niatmu baikmu itu."

Kemudian Salman Al-Farisi dengan ditemani Abu Darda' akhirnya pergi menemui keluarga perempuan tersebut. Abu Darda' bercerita kepada mereka tentang keutamaan Salman sebagai sahabat yang begitu dekat dengan Rasulullah SAW. dan keutamaan Salman yang lebih dulu masuk Islam dibanding dirinya.

Setelah lama bercerita, Abu Darda' kemudian menyampaikan bahwa maksud kedatangannya ialah untuk meminang anak perempuan mereka untuk Salman Al-Farisi. Dengan logat murni Bani Najjar, Abu Darda' kemudian berkata, "Allah telah memuliakan sahabat saya ini dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”

Dengan segala kerendahan hati, keluarga perempuan tersebut berkata, "Sungguh kehormatan bagi kami didatangi oleh 2 Sahabat Rasulullah yang mulia. Dan kehormatan pula bagi kami memiliki menantu seorang sahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi, segala hak jawab atas pinangan anda, sepenuhnya kami serahkan kepada putri kami."

Mendengar hal tersebut, Abu Darda' dan Salman Al-Farisi pun menunggu jawaban perempuan tersebut dengan perasaan hati yang berdebar-debar. Hingga sang ibu perempuan tersebut muncul dan kembali bercerita dengan para sahabat Rasulullah tersebut.

Dengan suara lembut sang Ibu berkata, "Aku telah berbicara dengan putri kami, dan dengan ini kami meminta maaf atas keterusterangan ini. Putri kami telah memutuskan bahwa ia menolak pinangan Salman. Namun jika pinangan itu berasal dari engkau Abu Darda' putri kami bersedia dengan senang hati."

Apa yang dikatakan ibu perempuan tersebut, ternyata diluar perkiraan kedua sahabat Rasulullah itu. Mereka terkejut menerima kenyataan bahwa ternyata perempuan yang dipinang ternyata lebih tertarik kepada pengantar dari pada pelamarnya. Tentunya dapat kita semua bayangkan bagaimana perasaan yang bercampur aduk dalam hati dimana cinta dan persaudaraan bergejolak mencari tempatnya. Lama mereka terdiam, Hal mengejutkan keluar dari mulut Salman Al-Farisi. Hal yang nampaknya sulit dilakukan oleh orang biasa.

Ketika itu, Salman Al-Farisi memekikkan takbir, "Allahu Akbar! Semua mahar dan nafkah yang sudah kupersiapkan akan aku serahkan kepada sahabat sekaligus saudaraku Abu Darda' dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian."

Sungguh kebesaran hati yang ditunjukkan Salman Al-Farisi membuat Abu Darda' kagum dan terharu. Salman begitu paham bahwa cinta sebesar apapun kepada seorang wanita tidak dapat dipaksakan karena wnita juga memiliki hak untuk memiliki apa yang di inginkannya. apatahlagi ketika itu, Salman belum memiliki ikatan kuat dengan perempuan Anshor tersebut.

Selain itu, Salman begitu paham dengan ikatan persahabatan yang dibingkai dengan persaudaraan Islam yang diajarkan Rasulullah SAW. Bukanlah seorang saudara jika ia tidak ikut bergembira melihat kebahagian saudaranya apalagi merasa dengki atas kebahagian dan kenikmatan saudaranya.

Kisah Salman Al-Farisi dan Abu Darda' ini pun menjadi kisah teladan yang mencerminkan keikhlasan dan kebesaran hati yang luar biasa.

Semoga kita semua diberikan keihlasan disetiap langkah hidup kita dan mengistiqomahkan kita dalam mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Post a Comment for "Kisah Cinta Salman Al-Farisi Yang Pinangannya Diambil Alih Sahabatnya Abu Darda' "